Friday, August 10, 2012

MASA PERKAWINAN DAN BERTELUR

Masa perkawinan sampai bertelur pertama kali adalah masa yang paling kritis. Untuk itu penangkar harus benar-benar menjaga suasana disekitar kandang agar pasangan Lovebird merasa senyaman mungkin. Pasangan yang sudah beberapa kali bertelur tentunya sudah beradaptasi baik dengan lingkungan di sekitarnya. Tetapi pasangan yang baru akan mudah gelisah dan stress jika suasana di sekitarnya tidak menunjang untuk bertelur. Suasana yang tidak kondusif membuat si betina tidak dapat tenang untuk bertelur, cenderung menjadi gelisah dan stress. Untuk itu penangkar harus bijaksana dalam menangani masalah ini. Sifat dan karakter setiap pasangan berbeda-beda, untuk itu pengamatan terhadap setiap pasangan sangat diperlukan. Tujuannya penangkar dapat mengerti benar sifat dan tingkah laku setiap pasangan. Dengan demikian dapat dengan mudah menyesuaikan pasangan itu dengan lingkungan sekitarnya. A. Suasana untuk Bertelur Burung pasangan baru, terutama betina yang akan bertelur pertama kali sangat rentan terhadap gangguan di sekitarnya. Betina akan menjadi sangat protektif (melindungi) terhadap sarangnya. Jantan akan berbunyi kencang sebagai peringatan terhadap betina apabila ada sesuatu yang mendekat di kandangnya. Jangan terlalu sering membuka kotak sarang untuk melihat apakah telur sudah ada. Hal ini akan membuat si betina menjadi ketakutan, gelisah dan berujung stress. Jika sudah mengalami stress, proses bertelue akhirnya terganggu. Telur yang sudah terbentuk akan hilang, lalu sekitar 3 -4 minggu kemudian kejadian serupa akan berulang kembali. Hal ini bisa berlanjut terus menerus selama pasangan tersebut masih mengalami stress. Jika tingkat stress tersebut berlangsung dlam jangka waktu yang lama, bisa dipastikan bahwa pasangan tersebut pada akhirnya menjadi pasangan afkiran, dalam arti tidak produktif. Ini ditandai dengan kejadian betina bertelur hanya 1 butir, lalu telur tersebut ditutup dengan bahan sarang, tanpa dierami. Selanjutnya tidak bertelur lagi untuk jangka waktu yang lama. Bagaimana cara mengatasi masalah ini? Berikut adalah tips nya: 1. Keluarkan pasangan tersebut dari kandang penangkaran. 2. Masukkan ke kandang umbar semula tanpa kotak sarang. 3. Istirahatkan pasangan itu untuk 2 – 3 bulan kedepan. 4. Amati dari awal, apakah pasangan sudah siap ? 5. Kalau siap, masukkan kembali ke kandang penangkaran dengan kotak sarangnya. Untuk memastikan bahwa Lovebird sudah tiba waktunya bertelur, cukup anda amati dubur (pantat) burung si betina, kalau membengkak dan kotorannya agak lembek dan berair, itu pertanda proses pembentukan telur sedang terjadi di ovarium si betina. Amati burung dari jarak tertentu. Jika si betina berada lama di kotak sarang, dan hanya sesekali saja keluar untuk makan-minum dan buang kotoran, bisa dipastikan proses pengeraman sedang berlangsung. Amati setiap hari untuk 3 minggu kedepan. Jika tetap seperti itu, periksa kotak sarang itu. Lihat apakah benar sudah ada telur. Umumnya, telur lovebird berkisar antara 4 – 6 butir. Gizi yang buruk dapat mengakibatkan penurunan jumlah telur 2 – 3 telur saja. Gizi yang baik dan usia yang matang dapat mencapai 8 telur. Tetapi tidak semuanya akan menetas, piyik yang menetas sebanyak 6 ekor juga akan sulit dibesarkan semua oleh induknya. Jika beruntung anda justru melihat piyik yang sedang bergerak-gerak diantara telur-telur itu. Ini berarti anda telah sukses 50%. Selanjutnya yang 50% lagi adalah 5 minggu kedepan, dimana anakan Lovebird sudah keluar dari kotak sarang dan di sapih oleh indukannya. B. Masalah saat Bertelur Masalah yang paling sering dihadapi dalam penangkaran Lobevird adalah French Molt dan Egg Binding. Problem yang umum terjadi dalam penangkaran lovebird albino dan lutino adalah French molt dan Egg Binding. Problem ini berpotensi serius dalam proses perkembangbiakan. Dan harus segera diatasi dengan benar. French molt atau bulu rontok, dapat terjadi pada si betina yang bertelur dan sedang mengeram. Perhatikanlah bulu di sekitar dada dan perutnya, akan terlihat rontok. Jika serius bisa menjadi botak disekitar dada dan perut. Kondisi ini timbul dari berbagai faktor yang berasal dari dalam dan luar tubuh burung. Gizi yang buruk, menyebabkan pertumbuhan jaringan kulit terhambat, dan dapat mengakibatkan pertumbuhan bulu rusak. Burung yang bertelur memerlukan gizi yang baik dan cukup. Jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi, dari dalam tubuh akan terjadi ketidak-seimbangan. Karena gizi yang didapat keseluruhannya digunakan untuk bertelur, sebaliknya terjadilah gangguan pertumbuhan pada jaringan tubuh lainnya. Dari dalam tubuh juga diakibatkan secara genetik, yaitu kerusakan genetika pada jaringan kulit dan bulu. Hal inilah menyebabkan bulu selalu rontok terus menerus, dan tidak akan dapat diobati. Satu-satunya cara adalah diafkir si betina atau si jantan yang menderita penyakit ini. Tidak usah lagi ditangkarkan, karena untuk mengeram si betina memerlukan kehangatan dari bulu-bulunya untuk menutupi telur yang dierami. Kalau si jantan, tentunya kita tidak menginginkan sifat genetik tersebut diturunkan ke anak-anaknya. Dari luar tubuh diakibatkan oleh mites atau kutu, tungau, parasit, dll. Kebersihan kotak sarang adalah sangat penting untuk mencegah hal tersebut. Paling ideal adalah setiap kali periode pengeraman, kotak sarang selalu dibersihkan dengan mencuci kotak sarang dengan air dan disinfektan. Egg binding secara harfiah jika diterjemahkan berarti telur tersumbat, karena telur tidak dapat keluar dari dubur si betina. Akan terlihat dengan jelas, dubur si betina membengkak dan telur tersumbat di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, baca sticky artikel “Egg Binding”. Artkel ini adalah penutup dari seri artikel beternak Lovebird. Mudah-mudahan berguna bagi para pecinta lovebird yang ingin mencoba beternak lovebird. Masih banyak yang perlu diperbaiki dari semua artikel tersebut. Mohon sumbang saran dan koreksi dari semua rekan-rekan. Akhir kata, selamat mencoba dan mudah-mudahan menjadi peternak lovebird yang sukses.

1 comment: