Friday, August 10, 2012

MASA PERKAWINAN DAN BERTELUR

Masa perkawinan sampai bertelur pertama kali adalah masa yang paling kritis. Untuk itu penangkar harus benar-benar menjaga suasana disekitar kandang agar pasangan Lovebird merasa senyaman mungkin. Pasangan yang sudah beberapa kali bertelur tentunya sudah beradaptasi baik dengan lingkungan di sekitarnya. Tetapi pasangan yang baru akan mudah gelisah dan stress jika suasana di sekitarnya tidak menunjang untuk bertelur. Suasana yang tidak kondusif membuat si betina tidak dapat tenang untuk bertelur, cenderung menjadi gelisah dan stress. Untuk itu penangkar harus bijaksana dalam menangani masalah ini. Sifat dan karakter setiap pasangan berbeda-beda, untuk itu pengamatan terhadap setiap pasangan sangat diperlukan. Tujuannya penangkar dapat mengerti benar sifat dan tingkah laku setiap pasangan. Dengan demikian dapat dengan mudah menyesuaikan pasangan itu dengan lingkungan sekitarnya. A. Suasana untuk Bertelur Burung pasangan baru, terutama betina yang akan bertelur pertama kali sangat rentan terhadap gangguan di sekitarnya. Betina akan menjadi sangat protektif (melindungi) terhadap sarangnya. Jantan akan berbunyi kencang sebagai peringatan terhadap betina apabila ada sesuatu yang mendekat di kandangnya. Jangan terlalu sering membuka kotak sarang untuk melihat apakah telur sudah ada. Hal ini akan membuat si betina menjadi ketakutan, gelisah dan berujung stress. Jika sudah mengalami stress, proses bertelue akhirnya terganggu. Telur yang sudah terbentuk akan hilang, lalu sekitar 3 -4 minggu kemudian kejadian serupa akan berulang kembali. Hal ini bisa berlanjut terus menerus selama pasangan tersebut masih mengalami stress. Jika tingkat stress tersebut berlangsung dlam jangka waktu yang lama, bisa dipastikan bahwa pasangan tersebut pada akhirnya menjadi pasangan afkiran, dalam arti tidak produktif. Ini ditandai dengan kejadian betina bertelur hanya 1 butir, lalu telur tersebut ditutup dengan bahan sarang, tanpa dierami. Selanjutnya tidak bertelur lagi untuk jangka waktu yang lama. Bagaimana cara mengatasi masalah ini? Berikut adalah tips nya: 1. Keluarkan pasangan tersebut dari kandang penangkaran. 2. Masukkan ke kandang umbar semula tanpa kotak sarang. 3. Istirahatkan pasangan itu untuk 2 – 3 bulan kedepan. 4. Amati dari awal, apakah pasangan sudah siap ? 5. Kalau siap, masukkan kembali ke kandang penangkaran dengan kotak sarangnya. Untuk memastikan bahwa Lovebird sudah tiba waktunya bertelur, cukup anda amati dubur (pantat) burung si betina, kalau membengkak dan kotorannya agak lembek dan berair, itu pertanda proses pembentukan telur sedang terjadi di ovarium si betina. Amati burung dari jarak tertentu. Jika si betina berada lama di kotak sarang, dan hanya sesekali saja keluar untuk makan-minum dan buang kotoran, bisa dipastikan proses pengeraman sedang berlangsung. Amati setiap hari untuk 3 minggu kedepan. Jika tetap seperti itu, periksa kotak sarang itu. Lihat apakah benar sudah ada telur. Umumnya, telur lovebird berkisar antara 4 – 6 butir. Gizi yang buruk dapat mengakibatkan penurunan jumlah telur 2 – 3 telur saja. Gizi yang baik dan usia yang matang dapat mencapai 8 telur. Tetapi tidak semuanya akan menetas, piyik yang menetas sebanyak 6 ekor juga akan sulit dibesarkan semua oleh induknya. Jika beruntung anda justru melihat piyik yang sedang bergerak-gerak diantara telur-telur itu. Ini berarti anda telah sukses 50%. Selanjutnya yang 50% lagi adalah 5 minggu kedepan, dimana anakan Lovebird sudah keluar dari kotak sarang dan di sapih oleh indukannya. B. Masalah saat Bertelur Masalah yang paling sering dihadapi dalam penangkaran Lobevird adalah French Molt dan Egg Binding. Problem yang umum terjadi dalam penangkaran lovebird albino dan lutino adalah French molt dan Egg Binding. Problem ini berpotensi serius dalam proses perkembangbiakan. Dan harus segera diatasi dengan benar. French molt atau bulu rontok, dapat terjadi pada si betina yang bertelur dan sedang mengeram. Perhatikanlah bulu di sekitar dada dan perutnya, akan terlihat rontok. Jika serius bisa menjadi botak disekitar dada dan perut. Kondisi ini timbul dari berbagai faktor yang berasal dari dalam dan luar tubuh burung. Gizi yang buruk, menyebabkan pertumbuhan jaringan kulit terhambat, dan dapat mengakibatkan pertumbuhan bulu rusak. Burung yang bertelur memerlukan gizi yang baik dan cukup. Jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi, dari dalam tubuh akan terjadi ketidak-seimbangan. Karena gizi yang didapat keseluruhannya digunakan untuk bertelur, sebaliknya terjadilah gangguan pertumbuhan pada jaringan tubuh lainnya. Dari dalam tubuh juga diakibatkan secara genetik, yaitu kerusakan genetika pada jaringan kulit dan bulu. Hal inilah menyebabkan bulu selalu rontok terus menerus, dan tidak akan dapat diobati. Satu-satunya cara adalah diafkir si betina atau si jantan yang menderita penyakit ini. Tidak usah lagi ditangkarkan, karena untuk mengeram si betina memerlukan kehangatan dari bulu-bulunya untuk menutupi telur yang dierami. Kalau si jantan, tentunya kita tidak menginginkan sifat genetik tersebut diturunkan ke anak-anaknya. Dari luar tubuh diakibatkan oleh mites atau kutu, tungau, parasit, dll. Kebersihan kotak sarang adalah sangat penting untuk mencegah hal tersebut. Paling ideal adalah setiap kali periode pengeraman, kotak sarang selalu dibersihkan dengan mencuci kotak sarang dengan air dan disinfektan. Egg binding secara harfiah jika diterjemahkan berarti telur tersumbat, karena telur tidak dapat keluar dari dubur si betina. Akan terlihat dengan jelas, dubur si betina membengkak dan telur tersumbat di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, baca sticky artikel “Egg Binding”. Artkel ini adalah penutup dari seri artikel beternak Lovebird. Mudah-mudahan berguna bagi para pecinta lovebird yang ingin mencoba beternak lovebird. Masih banyak yang perlu diperbaiki dari semua artikel tersebut. Mohon sumbang saran dan koreksi dari semua rekan-rekan. Akhir kata, selamat mencoba dan mudah-mudahan menjadi peternak lovebird yang sukses.

KIAT MENJODOHKAN BURUNG LOVE BIRD

MEMULAI PERJODOHAN

Walaupun Lovebird relative mudah untuk dijodohkan, namun tidak sedikit pemula yang menemui kesulitan dalam menjodohkan burung tersebut. Cara paling mudah dan cepat adalah menjodohkan dari anakan/muda. Umbarkan beberapa ekor dalam satu kandang, rawatlah dengan baik, dan berikan makanan yang bergizi dan bersih.
Saat mencapai usia 9 bulan, perhatikan gerak-gerik burung lovebird. Satu hal yang pasti mereka mulai birahi dan timbul gerakan-gerakan seperti saling bercumbu dan jantan biasanya mulai belajar kawin dengan cara menaiki punggung pasangannya seperti mau kawin. Amati pasangan tersebut. Jika hal ini berlanjut beberapa hari, segera pisahkan pasangan itu dari kelompoknya, dan tempatkan dalam satu kandang. Gunakan kandang battery yang mudah dipindahkan. Jemur dan mandikan di pagi hari. Waktu pagi yang paling baik adalah jam 10.00 ke bawah, dimana sinar matahari tidak terlalu terik dan panas. Berikan waktu untuk penyesuai bagi pasangan tersebut. Waktu yang dibutuhkan biasanya adalah sekitar 3 minggu sampai 6 minggu untuk memastikan bahwa pasangan tersebut sudah jodoh dan siap untuk ditangkar.
Satu hal yang paling penting: Jangan masukkan kotak sarang terlalu dini. Kotak sarang yang terlalu cepat dimasukkan akan membuat pasangan itu sibuk dengan kotaknya, karena dianggap sebagai mainan atau sesuatu yang menarik. Selanjutnya mereka akan sibuk dengan kotak itu, yang akhirnya menghilangkan rasa birahi pasangan itu.
A. Siap Ditangkarkan
Pada usia berapa Lovebird siap dan bisa ditangkarkan? Usia yang terbaik untuk breeding Lovebird adalah sekitar 1 tahun. Jika perawatan intensif usia 10 bulan sudah menunjukkan ciri-ciri mau bertelur pada si betina dan birahi mau kawin pada si jantan. Pasangan yang sudah dipisahkan, diamati gerak-geriknya. Kalau anda melihat pasangan itu kawin dengan sempurna, dalam arti ritual kawin itu berjalan cukup lama, dan si jantan tidak jatuh dari punggung si betina, berarti pasangan tersebut sudah siap untuk melakukan reproduksi. Siapkan kandang penangkaran lengkap dengan kotak sarang didalamnya. Masukkan pasangan itu dan tunggulah pasangan itu sampai bertelur.
Pasangan yang sudah ada di kandang penangkaran, akan segera membuat sarang di kotak sarangnya. Usahakan didalam kotak tersebut sudah tersedia bahan serutan kayu setinggi 1 – 2 cm sebagai alas sarang. Lalu berikan kulit jagung muda yang diletakkan dalam kandang. Burung betina akan aktif sekali mengambil kulit jagung dan dirobek-robek dengan paruhnya lalu dibawa masuk ke dalam kotak sarangnya. Jantan yang baik akan rajin menolong si betina. Disini dapat disimpulkan apakah nantinya si jantan akan bertindak sebagai bapak yang baik dan rajin meloloh pasangan dan anaknya.
Kulit jagung muda, hanyalah salah satu media untuk membuat sarang bagi pasangan burung. Selain itu dapat juga menggunakan daun cemara kering, rumput kering, sabut kelapa, daun palem dan lainnya.
B. Ritual Kawin.
Memperhatikan pasangan lovebird yang mau kawin sangatlah menarik. Gaya dan gerak-geriknya ritual kawin mereka sangat mengagumkan. Cobalah anda perhatikan sendiri. Love = cinta adalah julukan yang menempel pada burung ini. Bayangkan apalagi ritual kawin mereka.
Si jantan akan memulai dengan tari-tarian yang memadukan gerakan tubuh dan kaki. Si jantan mencumbui si betina dengan menyuapinya. Terlihat seperti pasangan yang sedang berciuman. Semakin sering si jantan menyuapi, si betina segera akan mengembang-kan kedua sayapnya seolah-olah meyambut mempelai prianya. Lalu perkawinan pun segera berlangsung untuk waktu yang cukup lama. Burung biasa, proses kawinnya akan sangat cepat. Tetapi pasangan lovebird sangat beda, mereka menikmati sekali hingga mencapai tahap orgasme baik si jantan dan si betina.
C. Pasangan Sejati
Lovebird adalah burung monogami, mereka berpasangan seumur hidup. Ikatan perkawinan mereka sangat kuat. Jadi pasangan yang sudah tetap akan sulit dicarikan penggantinya. Bila salah satu pasangannya mati, lovebird cenderung akan sulit dicarikan pasangan yang baru. Perlu waktu yang lama untuk melupakan pasangan hidupnya.
Sebaliknya pasangan yang dijodohkan secara paksa, akan lebih mudah dicarikan penggantinya. Jodoh paksa yang penulis maksud adalah menjodohkan 2 ekor lovebird atas kemauan penangkar karena alasan tertentu. Pasangan dipaksa jodoh dalam 1 kandang, yang kemudian sejalan dengan waktu mereka mau menerima pasangannya masing-masing. Lain halnya jika dijodohkan secara koloni atau beberapa ekor. Mereka akan mencari pasangan hidup mereka atas kemauan mereka sendiri. Biasanya akan membuat ikatan pasangan itu kuat.
Pasangan sejati, itulah kiasan yang tepat diberikan sebagai penghargaan kepada pasangan lovebird albino dan lutino yang ditangkarkan. Apalagi kelak pasangan tersebut pandai mengasuh anaknya hingga besar. Maka anda akan merasakan kepuasan yang tak terbeli oleh uang.

Tuesday, August 7, 2012

Cara Beternak Lovebird

Sebelum memulai beternak Lovebird, kita harus bisa membedakan dulu antara Lovebird jantan dengan Lovebird betina. Secara fisik dan warna, burung tersebut susah untuk diketahui jenis kelaminnya. Cara yang paling gampang adalah dengan meraba kedua capit udang yang terletak dibawah duburnya. Jika keras, rapat dan lancip, biasanya jantan. Sedangkan burung betina capit udangnya lembek, lebar dan tumpul. Ciri lain adalah, Lovebird betina jika sudah birahi akan mengumpulkan bahan sarang dan diselipkan diantara kedua sayapnya sebelum dibawa ke dalam kotaksarang. Lovebird bisa diternak setelah memasuki usia diatas 7 bulan. Pilihlah Lovebird yang sehat dan tidak cacat sebagai calon indukan dan berusia relative masih muda karena Lovebird yang sudah berumur diatas 3 tahun biasanya sudah tidak terlalu produktif. Untuk mendapatkan kriteria seperti diatas, sebaiknya kita langsung membeli dari peternak yang sudah kita kenal. Untuk memacu birahi, selain kwaci, tambahkana makanan extra berupa toge, jagung muda dan sawi. Ketiga jenis sayuran ini terbukti berguna untuk mendongkrak birahi Lovebird. Walaupun Lovebird bisa diternak dengan cara diumbar dalam kandang beurukuran besar dengan jumlah lebih dari 1 pasang, akan lebih baik jika beternak Lovebird secara individual. Untuk 1 pasang Lovebird, bisa digunakan kandang dengan ukuran sekitar 80cm x 40cm x 40cm. Satu Kandang diisi satu pasang. Ini dilakukan supaya garis keturunan gampang dilacak sehingga suatu saat memudahkan kita untuk melakukan experiment dalam menghasilkan varian warna yang berbeda. Sediakan kotak sarang atau glodok untuk bertelor dan mengeram. Contoh ukuran glodok XLXT = 15cm x 20cm x 25cm. Glodok terbuat dari papan dengan ketebalan sekitar 2cm.
Tempat sarang atau glodok untuk Lovebird umumnya terbuat dari kotak kayu. Bahan sarang bisa menggunakan serbuk kayu, kulit jagung yang sudah dikeringkan dan lain sebagainya. Umumnya Lovebird bertelur antara 4 – 6 butir dan menetas setelah dierami sekitar 21 hingga 23 hari. Kedua indukan, baik jantan maupun betina saling bergantian menyuapi anaknya. Pada saat berumur sekitar 6 – 8 minggu, anak burung mulai keluar dari kotak sarang. Setelah anak burung bisa makan sendiri, segera pindahkan mereka ke sangkar lain sehingga indukannya bisa kembali melakukan siklus reproduksi. Adakalanya indukan Lovebird tidak mau mengasuh anakannya. Jika kita menemukan kasus seperti ini, tidak ada cara lain kecuali harus diangkat dan disuapi sendiri. Siapkan kotak berukuran kira-kira 40x40x40cm yang didalamnya terdapat lampu bohlam 5 watt yang berfungsi sebagai penghangat. Anak Lovebird harus disuapi setiap 2 jam sekali. Makanan yang paling sesuai pada masa tersebut adalah bubur susu untuk bayi. Campurkan bubur susu dengan air matang (hangat-hangat kuku), lalu gunakan sendok untuk menyuapi anak burung. Tingkat kekentalan makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia anak burung. Semakin bertambah usianya, semakin kental bubur susu yang diberikan. Setelah berumur 3 – 4 minggu, kita sudah boleh mulai memperkenalkan jenis makanan lain seperti sayuran, buah-buahan dan millet. Pemasangan ring bisa dilakukan pada saat anakan berumur tidak lebih dari 10 hari Selamat beternak lovebird

Membedakan Lovebird Jantan dan Betina Secara Umum

Membadakan jenis kelamin sangat penting dalam proses pemijaha. Tak terkecuali dengan burung lovebird. Jenis burung ini kadang kala memiliki jenis kelamin yang sulit dibedakan melalui warna bulu maupun ciri fisiknya. Tetapi ada beberapa perbedaan umum antara lovebird jantan dan betina.
1. Bentuk tubuh. Lovebird betina cenderung memiliki tubuh yang kekar dan lebih berat. Namun kriteria ini tidak mutlak sifatnya. 2. Warna Lovebird jantan mempunyai warna yang lebuh terang dari lovebird betina. Meskipun demikian hal itu tidak selalu benar karena warna bulu juga tergantung pada makanan, iklim, dan variasi geografis. 3. Cara bertengger Lovebird betina bertengger dengan jarak antarkaki lebih lebar dibandingkan lovebird jantan. 4. Bentuk ekor Lovebird betina mempunyai ekor dengan bentuk lebih rata dibandingkan pada ekor lovebird jantan yang berbentuk agak meruncing. 5. Membangun sarang Kegiatan membangung sarang lebih intensif dilakukan oleh lovebird betina ketimbang jantan. Lovebird menggigit-gigit di luar sarang pada cabang-cabang dan batang yang lebih tebal. Lovebird betina akan megambil kulit kayu dan mengumpulkannya untuk membuat sarang, sedangkan lovebird jantan menyuapi lovebird betina. Namu hal ini juga tidak mutlak karena ada lovebird jantan yang juga aktif mengumpulkan bahan sarang. 6. Perabaan pada tulang pubis (supit urang). Lovebird memiliki dua tulang pubis (supit urang) pada bagian pinggulnya. Pada musim berkembang biak, tulang pubis lovebird betina menjadi lebih elastic dan jarak antara kedua tulang pubis tersebut melebar karena pengaruh hormone. Keadaan tersebut dapat dirasakan dengan rabaan tangan. Pada lovebird jantan, jarak antara dua tulang pubis tersebut sempit. Teknik perabaan ini hanya dapat digunakan bila kegiatan seksual lovebird betina dengan aktif. 7. Pemeriksaan dengan alat laparoscopy. Untuk mengetahui jenis kelamin lovebird juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat laparoscopy. Lovebird yang akan diperiksa jenis kelaminnya harus dibius dulu. Setelah itu dilakukan operasi kecil pada bagian kiri tubuh burung di antara tulang rusuk, tulang pinggang dan tulang paha. Dari bagian yang dioperasi itu dimasukkan alat laparoscopy untuk melihat ada tidaknya ovary (indung telur). Jika ada ovari maka lovebird tersebut dipastikan betina. Cara ini hanya bisa dilakukan jika burung sudah dewasa. 8. Pemeriksaan DNA. Cara lain untuk mengetahui jenis kelamin lovebird adalah dengan menguji DNA yang dapat diperoleh dari darah atau bulu burung. Setelah DNA diekstrak dengan larutan tertentu dan proses lebih lanjut, lalu hasilnya dipotret dengan Polaroid. Apabila dalam foto tersebut terlihat dua pita maka lovebird tersebut dapat dipastikan berkelamin betina. Namun jika terlihat hanya satu pita, lovebird itu bias dipastikan jantan. Cara ini dianggap lebih cepat dan hasilnya lebih akurat. Namun biaya uji DNA sangat mahal. Selain itu di Indonesia belum banyak laboratorium yang menawarkan jasanyan untuk memeriksa jenis kelamin burung dengan uji DNA. Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk tubuh dan warna bulunya sering terjadi kesulitan untuk memperoleh pasangan yang sesuai,. Sering terlihat dua ekor jantan berperilaku seperti pasangan lovebird yang berlainan jenis. Hal yang sama juga terjadi pada dua lovebird betina. Bahkan pada pasangan lovebird betina ini apabila bertelur maka jumlah telurnya akan lebih banyak dari pasangan yang normal, tetapi telur tersebut tidak fertile alias tidak akan menetas jika dierami. Hal yang membedakan antara pasangan jantan-jantan dan betina-betina adalah pada pasangan jantan-jantan tidak akan membuat sarang karena perilaku itu hanya milik lovebird bertina. Ada yang menyatakan bahwa lovebird jantan adalah yang menyuapi pasangannya sedangkan betina yang disuapi. Tetapi hal ini tidak benar karena lovebird betina juga sering menyuapi lovebird jantan untuk menarik perhatian si jantan. Juga tidak benar bahwa lovebird betina memiliki paruh dan kepala yang lebih kecil ketimbang lovebird jantan. Dan tidak tentu benar bahwa lovebird jantan memiliki kepala yang lebih lebar dengan paruh yang lebih runcing

Cara Perawatan dan Memilih Burung Lovebird

Burung Love Bird pada awalnya burung hiasan yang oleh sebagian orang dijadikan simbol dalam kerukunan berpasangan. Seiring dengan pesatnya trend dunia burung berkicau, burung Love Bird banyak dijadikan sebagai burung master dan burung lomba oleh Kicaumania di Tanah Air. Burung ini terkenal dengan bentuknya yang lucu dan kombinasi warna-warna bulu yang sangat menawan. Burung ini terkenal cerewet, karena sensitif dengan suara tinggi yang ada disekitarnya. Merawat burung Love Bird sangatlah mudah dan menyenangkan. KARAKTER DASAR BURUNG LOVE BIRD 1.Mudah beradaptasi, burung ini sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. 2.Tukang teriak dan petarung. Apabila mendengar suara burung Love Bird lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar. 3.Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Variasi pakan yang kurang tepat, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Love Bird lain dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya. 4.Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia. 5.Tidak mudah stress. Burung jenis ini sudah ratusan tahun ditangkarkan oleh manusia. 6.Menyenangi lingkungan yang sejuk. Burung ini sangat menyenangi suhu yang sejuk. 7.Burung Koloni dan berkelompok. Sebaiknya peliharalah beberapa ekor burung Love Bird dalam satu rumah. Karena apabila burung ini sendirian, maka lama kelamaan burung ini akan menjadi stress. PEMILIHAN BAHAN BURUNG LOVE BIRD YANG BAIK Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Love Bird *Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar, panjang dan terlihat kokoh. *Berkepala besar. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik. *Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek. Sebaiknya juga pilihlah bahan yang berdada lebar. *Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung. *Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik. *Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal. *Bola mata besar dan bersih bersinar. Menandakan burung ini memiliki prospek yang cerah apabila dijadikan burung lomba. Karena akan sangat gacor. MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG LOVE BIRD *Bijian Mix. Kita dapat memberikan biji-bijian yang telah dicampur yang banyak dijual dipasaran sebagai pakan utamanya. *Sayuran segar. Burung Love Bird sangat menggemari sayuran segar seperti: Kangkung, Sawi Putih, Jagung Muda dan sayuran lainnya. *Asinan. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, burung ini membutuhkan asupan kalsium tambahan. Dapat diberikan tulang sotong untuk melengkapi kebutuhan kalsium yang dibutuhkan. *Extra Fooding. Biji bunga Matahari, biji Fumayin, biji Kedelai, biji Kacang Merah dan biji Kacang Hijau sangat digemari oleh burung ini untuk melengkapi kebutuhan vitamin, protein dan menaikkan suhu tubuh serta meningkatkan sistem metabolisme didalam tubuhnya